Sunday, April 9, 2017

Motivasi dan Proses Kognitif

Apakah Motivasi Itu?
            
          Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Sebagai contoh adalah Lance Amstrong adalah pembalap sepeda yang hebat tetapi kemudian dia didiagnosis mengidap kanker pada tahun 1996. Peluang kesembuhannnya diperkirakan kurang dari 50% saat pembalap sepeda itu mengikuti kemoterapi dan emosinya memburuk. Akan tetapi, Lance pulih dari penyakit itu dan bertekad memenangkan lomba Tour de France sejauh kurang lebih 2.000 mil, sebuah lomba balap sepeda paling bergengsi di dunia. Hari demi hari Lance berlatih keras, terus bertekad memenangkan lomba itu. Lance kemudian berhasil memenangkan lomba balap Tour de France bukan hanya sekali, tetapi 4 kali pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002.
           
          Seperti contoh Lance Amstrong, motivasi murid di kelas berkaitan dengan alasan dibalik perilaku murid dan sejauh mana perilaku mereka diberi semangat, punya arah dan dipertahankan dalam jangka waktu lama. Jika murid tidak menyelesaikan tugas karena bosan, maka dia kekurangan motivasi. Jika murid menghadapi tantangan dalam penelitian dan penulisan makalah, tetapi dia terus berjuang dan mengatasi rintangan, maka dia punya motivasi besar.

Perspektif tentang Motivasi
1.
                   Perspektif Behavioral
Yang menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat serta menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer dkk, 2000).

Insentif yang dipakai guru di kelas antara lain nilai yang baik, tanda bintang, atau pujian jika mereka menyelesaikan suatu tugas dengan baik. Insentif lainnya antara lain memberi penghargaan atau pengakuan pada murid.
2.      Perspektif Humanistis

Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas positif. Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dengan urutan sebagi berikut :

          Aktualisasi diri, Kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow, diberi perhatian khusus. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia. Menurut Maslow, aktualisasi diri dimungkinkan hanya setelah kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi.
3.     
               Perspektif Kognitif

Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Belakangan ini muncul minat besar pada motivasi menurut perspektif kognitif (Pintrich & Schunk, 2002). Minat ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif.

Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W. White (1959), yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien. White mengatakan bahwa orang melakukan hal-hal tersebut bukan karena kebutuhan biologis, tetapi karena orang punya motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif.
4.      
            Perspektif Sosial

       Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan gur

0 comments:

Post a Comment